Mewujudkan Mimpi. (Menulis hari ke-18)

Halo. Hari ini gue mau berbicara tentang mimpi. Sepanjang hidup gue, salah satu penyesalan yang gue sesali adalah gue tidak berjuang atas mimpi gue. Banyak sekali kesempatan-kesempatan yang gue lewatkan karena gue enggak berjuang lebih dikit lagi aja untuk mimpi gue. Waktu itu, gue merasa dimatikan dengan rutinitas yang gitu-gitu aja, monoton. Akhirnya gue lupa dengan mimpi gue. 

Orang-orang punya banyak mimpi. Tapi, faktanya mereka malah disuruh realistis, gak akan sanggup, dan lain semacamnya. Betul itu. Tapi, semua diawali dengan mimpi. Yah, mungkin ada orang yang ketemu dengan realita hidup, ia jadi mematikan mimpinya atau ada orang yang menyerah dengan mimpinya. Tapi, bagi gue, mimpi itu yang membuat gue merasa hidup, menyadarkan gue bahwa ada sesuatu yang mesti gue perjuangkan. Ada sesuatu yang harus gue wujudkan, bodo amat mau sesusah apapun itu tetap harus gue wujudkan. Mungkin, ada orang yang dihadapkan dengan kondisi yang membuat mereka gak mungkin untuk mewujudkan mimpi itu. Misalnya, dia mau jadi pilot, tetapi ternyata matanya minus (kalau mau lasik pun tidak semua orang sanggup untuk lasik), akhirnya dia tidak jadi pilot. Gue paham dengan hal-hal seperti itu. Tapi, ada juga orang yang emang bener-bener kekeuh dengan mimpinya, jadi mau gimana pun caranya orang itu akan tetap berusaha untuk mewujudkan mimpinya.

Mimpi itu bebas kok, berubah pun juga gak masalah. Yang mau gue tekankan adalah untuk tidak melupakan mimpi kita. Untuk tetap berjuang, mau sesusah apapun itu sama mimpi kita. Kayak gue yang pingin banget ke Jepang dengan duit sendiri, liburan sendiri, mengunjungi spot-spot menarik atau spot-spot di anime yang gue tonton untuk sekadar foto di sana, menikmati hangatnya onsen, makan teriyaki dan yakiniku di sana, atau sesederhana jalan-jalan untuk menikmati pemandangan di sana. Wah, gue ngebayangin aja udah enak banget rasanya. Salah satu cara gue agar tidak melupakan mimpi gue itu adalah dengan berlatih bahasa Jepang, sesederhana hanya meluangkan waktu 30 menit untuk gue latihan menulis huruf kana (katakana dan hiragana) setiap harinya. Dengan begitu, gue tidak lupa akan mimpi gue. Tidak terbawa oleh arus hidup yang akhirnya menghapus mimpi gue.

Mimpi itu harus dijaga dan dilakukan dengan tindakan konkrit, agar ia tidak terhapus oleh hidup kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puasa Sosial Media. (Menulis hari ke-22)

Mendengarkan. (Menulis hari ke-14)